Selasa, 15 Desember 2015

Kedai Kopi


“Seperti biasa... Macchiato Caramel, satu”
“Atas nama siapa ka?”
“Senja....”


Kemudian perempuan itu memilih view tempat duduk yang dirasanya nyaman sembari menyelesaikan deadline yang sudah semakin mendekat. Sambil menunggu pesanan yang sedang dibuat, perempuan itupun mulai membuka laptopnya yang memang setia dia bawa ketika sedang mampir ke kedai kopi. Sambil menunggu, sepertinya dia sedang mengamati beberapa sekelompok orang yang sedang bencengkrama. Di samping dia, ada beberapa sekelompok lelaki yang mungkin umurnya sekitar 25 tahunan. Ya, dia rasa mungkin seorang pegawai kantoran. Karena memang jam-jam segini, saatnya pegawai kantoran merasakan kebebasan dari sekelumit deadline yang ada.


“Ka senja....”


Pesanan pun sudah siap untuk dinikmati. Kopi hangat yang menjadi favorit senja setiap kali mampir ke kedai kopi disini. Aroma kopinya..... Dia selalu menikmati aroma kopinya sebelum akhirnya dia menyeruput kopi hangatnya. Entahlah, setiap kali dia menghirup aroma kopinya sebelum meminumnya seakan dia merasakan keadaan sedikit lebih tenang.


Sambil memulai mencari inspirasi apa yang harus dia kerjakan tiba-tiba sekelompok lelaki itu seolah-olah sedang membicarakan sesuatu yang nampaknya membuat senja menjadi penasaran.


A: “Coba kau lihat perempuan yang memakai kemeja biru nampak sangat cantik, bukan?”
B: “Ahh, kau ini. Cantik memang, tapi sayang badannya tidak cukup sexy dan menarik. Coba kau tengok perempuan yang menggunakan mini dress merah itu. Sexy sekali kan badannya.”
A: “Sexy sih memang, tapi kan dia tidak cantik seperti pilihanku tadi”
C: “Kalian ini, selalu saja yang dibahas masalah perempuan....”
A: “Tentulah, daripada kami membahas masalah pekerjaan. Bikin pusing saja.”
B: “Kau ini, sesekalilah tengok perempuan yang memang bisa membuatmu lebih santai dan tidak kaku.”


....................................................


Jadi? Kalau dari pembicaraan yang saya dengar tadi. Sepertinya perempuan hanya menjadi bahan penyegaran mata saja? Kenapa dengan perempuan yang tidak terlihat sexy? Apa ada yang salah? Ahh, sudahlah.. Percakapan bodoh dan tak bermutu itu membuat saya semakin kesal menanggapi lelaki hidung belang macam itu. Ternyata lelaki masih saja sama. Menganggap badan perempuan itu sebagai pemikat yang utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar