Jumat, 27 November 2015

Memantaskan Diri



Sudahlah ... Jangan tanyakan mengapa saya sampai jam segini masih juga belum bisa memejamkan mata . Saat ini, saya hanya ingin memposting sesuatu hal yang lain dari postingan saya sebelumnya ..



Ya, saatnya mari kita berandai - andai. Andai saya menikah nanti, mempunyai pasangan yang seiman memang menjadi keharusan buat saya. Bukan hanya sekedar agama yang terpampang di KTP saja, tetapi juga sesuai sikap dan perilakunya. Bukan hanya sekedar lelaki yang rajin ibadahnya, menjalankan sholat 5 waktu. Tetapi mengetahui dan bisa menerapkan apa yang diajarkan oleh agama.



Menurut saya, agama menjadi fondasi yang sangat kuat untuk menuju ke arah sebuah pernikahan. Lelaki tampan, berpenghasilan cukup atau bahkan lebih kalau pada akhirnya dia tidak beragama buat apa ? Munafik memang ketika saya bilang saya tidak menyukai lelaki yang tampan. Ya, saya menyukai lelaki yang tampan. Tetapi, menurut saya yang menjadi utama yaitu agama. Masalah tampan ataupun fisik, ya kalaupun lebih dari yang utama berarti merupakan rejeki buat saya.



Saya memang bukan wanita yang alim atau keluaran dari pesantren. Saya hanya wanita biasa, yang masih sama ingin belajar jauh lebih banyak tentang agama. Tentang apa yang saya yakini. Maka dari itu, saya tentunya butuh pembimbing dan pendamping yang nantinya akan siap untuk tidak lelah mengingatkan maupun memberikan saya pelajaran untuk menjadi wanita yang lebih baik. Saat ini, saya hanya bisa memantaskan diri. Untuk siapapun pendamping saya nantinya.

Minggu, 22 November 2015

IBU

Wahai, anakku ...


Apakabar kamu disana ?
Ibu begitu merindukanmu dari kejauhan sini


Tenanglah ...
Ibu selalu mengawasimu dari sini
Jangan menangis lagi nak


Ibu yakin, kamu anak yang kuat
Ibu yakin, kamu mampu melewati semuanya
Sejauh ini biarkan jarak memisahkan kita untuk sementara
Nanti akan ada masanya, kita akan dipertemukan kembali


Ibu selalu mendoakanmu dari kejauhan, nak
Doakan selalu Ibu juga disana, nak


Jangan takut gelap
Jangan pernah takut untuk melangkah
Dunia tidak sekejam yang kau fikirkan
Wajar, nak .....
Apabila kau menemukan beberapa hambatan
Lewati semuanya, doa Ibu selalu mendampingimu


Maafkan Ibu, nak
Ibu melanggar semua perjanjian kita
Ibu tak bisa mendampingimu sampai sejauh ini secara nyata
Sehingga kau harus berjuang lebih keras sendiri


Nak, yakinlah bahwa Ibu sekarang sangat dekat denganmu
Meskipun memang tak terlihat


Oh, anakku .......


Kini kau sudah beranjak dewasa
Semakin miripnya dirimu, denganku
Ibu tahu, nak
Banyak orang yang ketika melihatmu akan berucap kau mirip dengan Ibu


Nak, Ibu berharap kau jauh lebih diberikan kekuatan
Ibu takkan tinggal diam disini
Rasanya sedih, nak
Percayalah ....
Ibu merasa sedih ketika melihatmu menangis
Jangan menangis lagi, nak
Ibu sangat menyanyangimu


Jaga kondisimu, nak
Kau memang terlihat sangat kuat
Pada kenyataannya kau sangat rapuh
Jaga pola makanmu, nak
Ibu tak ingin melihatmu sakit
Sedih rasanya melihatmu menahan perih
Jaga waktu tidurmu, nak
Ibu tak ingin kau kekurangan waktu untuk beristirahat

Anak manis, anak kebanggaan Ibu
Kuatlah kau disana menghadapi semuanya
Kuatlah kau disana menghadapi apapun


Ibu tau, kini tawamu tak seceria dulu
Kini duniamu tak berwarna saat Ibu masih ada
Ohh anakku, gadis kecilku yang sudah beranjak dewasa
Tetaplah menjadi gadis periang
Ibu akan selalu merindukan tawamu disini

*Salam peluk dan cium, dari kejauhan untukmu nak*
-Ibu-

Sabtu, 21 November 2015

Pulang .....

Rasanya sama seperti waktu itu
Aku kira perasaan ini sudah lama menghilang
Ternyata masih sama
Sakitnya pun masih sama


Sesak
Aku butuh oksigen yang lebih banyak
Aku butuh kekuatan untuk bisa menghirup udara segar ini
Entahlah, sakitnya terasa memenuhi relung hati
Yang membuat aku semakin susah untuk bernafas


Terulang lagi
Mengapa harus terulang lagi (?)
Entah aku ini akan menjadi tempat kotak obatmu
Ketika kamu terjatuh dan terluka
Atau memang kau mulai menyadari bahwa dari dulu aku disini


Dan, sampai sekarangpun
Aku masih berada disini
Ditempat ini, ditempat yang sama


Sayang, aku sudah berhenti jauh jauh hari
Bahkan bulan
Untuk berhenti mengejarmu
Aku kelelahan
Aku menunggumu, ditempat ini


Barangkali kau menyadari bahwa hanya aku yang dapat mengobati lukamu
Kembalilah kesini
Dan, kumohon
Jangan pergi lagi
Jangan lari lagi


Biarkan aku mendampingimu berjalan, sayang
Biarkan aku menjagamu agar tak terluka


Ijinkan aku untuk menjadi perempuan yang sangat beruntung memilikimu
Ijinkan aku untuk menjadi ibu dari anak anak kita nantinya
Ijinkan aku menjadi makmum kamu, ketika kita sholat
Ijinkan aku untuk merawatmu lahir batin
Ijinkan aku untuk membahagiankanmu, sayang


Aku takut
Kalau nanti pada akhirnya kamu berlari lari
Dan kembali ketika terluka
Tetapi kamu tak menemukan aku di tempat yang sama
Aku tak tahu mengapa perasaanku ini semakin kuat
Apa yang harus ku perbuat, sayang
Katakan ....
Tolong katakan .....
Setidaknya, supaya aku juga bisa membuat lukaku sendiri ini sembuh karena ulahmu


Pulanglah kesini
Dan jangan pergi lagi


-Agnes Viana Putri-

*Noted: For you, NaMun*

Rabu, 18 November 2015

Jalan Buntu (?)

Jalan Buntu. Oke, kali ini saya merasa salah ambil langkah. Saya merasa salah ambil jalan. Jalannya buntu. Aaaaaa mamaaa, jalannya buntu maa. Buntuuuuuuuu ! *dalam hati* tenang nyes, tenang. Pasti ada jalan lain. Tenang.

Entahlah. Saya merasa lelah. Ingin lari. Ingin lompat. Allaaaaahhh, bagian ini boleh saya skip tidak (?)

Apapun yang saya tulis diblog sini, siapapun yang membaca. Please, TOLONG. Jangan sangkut pautkan apa yang saya tulis kali ini dengan kehidupan pribadi saya saat ini. Sekian

Jumat, 13 November 2015

*Sapu - Sapu*

Sepertinya udah lama banget ini ngga update blog *sambil beberes sarang laba laba di blog* . Bukan berarti ngga ada materi buat di post . Ada, banyak . Tapi, masalah waktu . Akhir akhir ini sudah terlalu sibuk sama beberapa kegiatan baru (Alhamdulillah) . Dan, yang seharusnya sekarang tidur nyenyak tapi justru mata masih aja ogah buat merem . Entahlah, hampir 2 hari ini Insom mendadak dateng lagi . Yaa, mungkin si Insom sedang dilanda rindu . Ketika Insom kambuh, akan selalu ada pertanyaan "Kenapa sih ? Kamu kenapa ? Mikirin apa ? Kepikiran apa ?" Ahhh, sudah sudaaaah . Saya pun tak tau harus seperti apa . Satu hal yang ingin saya lakukan untuk saat ini cuman satu . Lari . Sekian .